sengon solomon pohon raksasa

itulah yang terjadi di kebun Agus Sumarno. Pekebun di Desa Karangwuni, Kecamatan Pringsurat, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah. Ia membudidayakan 40 bibit sengon solomon pada 2005. Pada 2011 saat sengon berumur 6 tahun, diameter solomon rata-rata 35- 40 cm. Bahkan, pohon yang tumbuh paling pesat lingkar batangnya mencapai 141 cm alias berdiameter 47 cm.
Enam tahun silam, Agus Sumarno juga menanam 4.000 sengon lokal di lahan sama. Secara visual pertumbuhan sengon lokal relatif lambat daripada solomon. Diameter batang sengon lokal rata-rata baru 25 cm. Padahal, Agus menerapkan perlakuan dan perawatan yang sama untuk kedua varietas sengon itu. Pekebun berusia 51 tahun itu memberikan 5 kg pupuk kandang per lubang tanam saat awal tanam.

bapak AGUS SUMARMO beserta staf dari Cv Sengon Solomon Sejahtera

Pupuk susulan berupa 1 gelas air mineral ponska tiap 3 bulan selama 3 tahun pertama. ”Selepas 3 tahun, nyaris tidak ada perawatan yang saya berikan,” kata Agus. Berdasar penelitian Haruni Krisnawati dan tim dari Center International for Forest Research (CIFOR), rata-rata riap tumbuh sengon sampai umur 6 tahun berfluktuasi antara 4-5 cm. Setelah itu riap tumbuh menurun. Dengan kecepatan tumbuh seperti itu, sengon lokal memerlukan waktu paling cepat 7 tahun untuk mencapai diameter 35 cm.

Sejak awal
Pertumbuhan Paraserianthes falcataria var solomonensis di kebun Agus memang terlihat menonjol sejak awal. Ketika Trubus mengunjungi kebun Agus pada 5 Agustus 2008, diameter rata-rata sengon solomon mencapai 12-18 cm. Sebatang sengon solomon yang tumbuh paling pesat berdiameter 20 cm. Saat itu diameter batang sengon lokal di lahannya hanya 8-10 cm.
Agus memperoleh bibit sengon solomon dari dosen di Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, Dr Eko Bhakti Hardiyanto. Sekitar 2 tahun berselang pada Mei 2010, Trubus kembali mengunjungi kebun Agus. Ketika itu sengon solomon tampak makin bongsor. Diameter sengon solomon berumur 5 tahun yang paling pesat pertumbuhannya mencapai 35 cm; sedangkan sengon lokal, baru 18-20 cm.
BATANG SENGON SOLOMON MEMILIKI KELURUSAN YANG BAGUS

Eko membawa benih sengon dari Solomon, kepulauan di timur Papua. Sebanyak 1 kg benih ia tanam di lahan Perhutani di Pare, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, dan sudah panen 2 tahun lalu saat sengon berumur 7 tahun. Doktor Genetika Kehutanan alumnus Michigan State University itu memberikan sisa benih kepada Agus. Eko mengatakan bahwa di Pare berketinggian sekitar 300 meter di atas permukaan laut, pertumbuhan sengon solomon tak sepesat di kebun Agus.
Pada umur 5 tahun, misalnya, solomon di Kediri rata-rata berdiameter 24 cm; sementara sengon lokal 22 cm. Namun, perbedaan diameter yang tampaknya kecil itu sesungguhnya cukup signifikan dalam hal kubikasi. Terlebih sengon solomon juga tumbuh lebih tinggi dibanding sengon lokal. Data Eko Bhakti menunjukkan pada umur 2 tahun diameter dan tinggi rata-rata sengon solomon 8 cm dan 16 m. Bandingkan dengan diameter dan tinggi sengon lokal yang 7 cm dan 12 m.
beda benih sengon solomon dengan sengon lokal

Pada umur 3 tahun diameter dan tinggi sengon solomon 10 cm dan 19 meter; sengon lokal berdiameter 8 cm dan tinggi 16 m. Meski selisih diameter hanya 2 cm, tetapi dengan tinggi terpaut 3 m, volume sengon solomon mencapai 1,7 kali lipat sengon lokal. Terlebih jika selisih diameter mencapai 10-22 cm seperti kondisi di kebun Agus sekarang. Semestinya Agus dapat memanen sengon solomon berdiameter di atas 35 cm dengan harga Rp820.000 per m3.
Harap mafhum, berdasar data PT Sekawan Sumber Sejahtera dan PT Dharma Satya Nusantara (DSN) di Temanggung, Jawa Tengah, harga sengon saat ini rata-rata Rp870.000 untuk diameter 40-48 cm, Rp820.000 (diameter 29-38 cm), dan Rp350.000 (diameter 24-28 cm)-semua per m3. Harga sengon memang menggiurkan, tetapi Agus berencana membibitkan sengon solomon. Sayang, meski pertumbuhan cepat, hingga umur 6 tahun sengon solomon itu belum berbuah. Sebaliknya sengon lokal mulai berbuah pada umur 4 tahun.
Sulit membedakan
Sengon solomon memang istimewa karena pertumbuhan relatif cepat. Wajar jika banyak pekebun mencari benih dan bibit solomon. Penjual bibit pun bermunculan di dunia maya, media cetak, hingga radio. “Namun, pekebun harus berhati-hati. Sebab, sulit membedakan bibit sengon solomon dengan sengon lokal bongsor,” kata Eko. Terlebih keberadaan sengon solomon di Indonesia masih terbatas.
daun sengon solomon lebih lebar dan lebih panjang pangkalnya
Cara relatif aman agar pekebun tak tertipu saat mencari sengon solomon adalah membeli dalam bentuk benih alias biji, bukan bibit. Benih sengon solomon berukuran lebih besar dan lebih berat daripada benih sengon lokal. ”Panjang benih sengon lokal rata-rata 4-5 mm sementara solomon hampir 2 kali lipat: 8-9 mm,” tutur Eko. Oleh karena itu, benih solomon pun lebih berat. Setiap kg benih sengon lokal rata-rata terdiri atas 40.000 biji, sementara solomon hanya sekitar 25.000 biji.
biji sengon solomon

saat tanaman sudah besar, perbedaan juga bisa diamati pada daunnya. Berdasar pengamatannya, daun solomon lebih lebar dan hijau muda sementara daun sengon lokal cenderung lebih kecil dan warna hijaunya lebih pekat. ( sumber dari majalah trubus online )


Komentar

Postingan populer dari blog ini

testimoni pembeli benih dan bibit sengon solomon

Pertumbuhan sengon solomon memang dahsyat

perbedaan bibit sengon solomon dengan sengon laut lokal