Pengalaman menarik menanam sengon solomon di lahan tandus
Pusing bukan kepalang , begitulah yang dirasakan Kholid
Akrom, petani sekaligus pengajar ngaji yang beralamat di Desa Wonodadi ,
Kecamatan Plantungan Kabupaten Kendal, Jateng saat diminta melakukan penanaman
sengon solomon dilahan kas Desa Wonodadi,
pasalnya lahan yang berketinggian 850 meter DPL ini sudah 2 x ditanami
tanaman keras yang pertama sengon lokal oleh proyek Gerhan tahun 2000 an tapi
gagal total , kemudian ditanami juga dengan jabon tahun 2009 hasilnya tahun 2015
dipanen kurang memuaskan, padahal sudah ditanam sesuai dengan prosedur
penanaman yang ada di materi perkebunan dan pengalaman dilapangan.
Kondisi lahan yang miring kebarat dengan kemiringan
diatas 40 derajat ini tantangannya adalah air sangat mudah hilang kebawah dan
unsur hara terlarut bila hujan deras, akhirnya setelah berkoordinasi dengan
beberapa praktisi dan belajar otodidak
melalui materi materi di luar negeri, diantaranya eropa, India dan Afrika ,
Kholid Akrom melakukan langkah nekat. Dia
memilih varietas sengon solomon yang sebelumnya ditanam dengan jumlah tidak
banyak di desa wonodadi yang memiliki kondisi relatif mirip dan saat kemarau
panjang / el nino 2015 relatif bertahan dibanding sengon lokal.
Langkah yang ditempuh bapak Akrom diantaranya menyiapkan
lubang tanam berukuran besar yaitu ukuran 40x40x40 cm kemudian menyiapkan pupuk
kandang dan pupuk hayati serta arang afkir yang dibeli di pembuat arang,
dipilihnya arang sebagai suplemen bukan tanpa alasan yaitu sebagai bahan
penyerap air dan tempat hidup bakteri. Di luar negeri arang dinamakan BIO CHAR
sudah lama digunakan dibidang pertanian dan peternakan. Di pertanian terbukti
dengan penambahan arang maka sayuran lebih cepat tumbuh dan pohon buah akan
lebih cepat berbuah. Kemudian ditambahi pula dengan sedikit kapur pertanian alias dolomit dan pupuk Hayati dari urine sapi di fermentasi sebagai penstabil keasaman tanah dan sumber bakteri pemasak hara bagi tanaman.
dalam hal pengolahan tanah bapak akrom membuat rorak ( parit buntu) di sekitar
tanaman dibuat melingkar, fungsinya sebagai penahan air dan unsur hara, sistem
ini sudah diterapkan di india dan afrika yang curah hujannya lebih rendah dari
Indonesia.
Waktu berlalu ternyata dalam waktu 4-5 bulanan
pertumbuhan sengon solomon di lahan Kas Desa ini luar biasa, bahkan sisa
tanaman jabon usia 6 tahun lebih bisa terlampui oleh sengon solomon usia 4-5
bulanan. Bahkan warga desa tak percaya apabila melihat tanaman dilahan ini,
mereka mengira pasti ada pemupukan ekstrim dan rekayasa genetika, padahal perawatan yang dilakukan biasa saja.
^^^ sengon solomon ditanam akhir Januari 2016^^^
^^^ sengon solomon ditanam akhir Januari 2016^^^
Ternyata kombinasi sengon solomon yang terkenal unggul
dan adaptif dilahan dataran rendah dan tinggi dipandu dengan perawatan yang
baik akan menghasilkan tanaman yang mampu hidup di kondisi yang jelek,
Kini tanaman di Lahan Kas Desa Wonodadi ini tumbuh luar
biasa, untuk menghadapi musim kemarau dibuatlah mulsa organik dari serasah dan
semak semak dibabat , selain penahan hujan dan panas mulsa ini kelak akan
menjadi pupuk sehingga hemat pupuk kimia. Nantikan report kami selanjutnya.
Komentar